Tjaw Kim di sela-sela waktu luangnya saat berada di tempat usahanya/ JXH-Ben
   

Seolah berusaha menegakkan benang yang sudah basah, demikianlah gambaran mau pun kondisi di masyarakat yangdiungkapkan seorang yang bernama Tjaw Kim terhadap para Caleg di Kota Pematangsiantar, masyarakat tak percaya lagi akan janji-janji manis para Caleg untuk menjadi seorang “Wakil Rakyat”.


Tjaw Kim seorang pengusaha sembako dari Kota Pematangsiantar mencoba masuk di dalam sebuah “Perlombaan” dengan maju sebagai Caleg dari sebuah partai pimpinan Prabowo Subianto. Walau kiprahnya dalam dunia Politik terbilang belum ada, namun soal wawasan kebangsaan, sejarah mau pun nasionalisme tak diragukan lagi dari seorang Tjaw Kim pria kelahiran Tebing Tinggi ini.

Dengan motivasi dalam diri di mana Ia terpanggil untuk menjadi Caleg, banyak hal yang sudah dicoba seperti halnya mengedukasi masyarakat supaya tidak terjebak kepada “Money Politic” (politik uang). Tjaw Kim berusaha keras melakukan terobosan ke masyarakat dengan cara sosialisasi ke masyarakat langsung supaya memilih kelak siapa yang pantas dipilih oleh masyarakat bukan berdasarkan uangnya, namun jauh dari pada itu memilih “Calon Wakil Rakyat” yang benar-benar mampu dan memiliki kompetensi untuk membawa dan memperjuangkan aspirasi masyarakat.

Di daerah pemilihannya, yakni Dapem II Kota Pematangsiantar, Tjaw Kim memiliki “Lawan Politik” yang cukup berat. Namun begitu, keyakinannya tidak lantas membuat dia goyah apalagi pesimis. Semangat yang ada dalam diri ditambah lagi keterpanggilan hati untuk menjadi seorang “Wakil Rakyat” ia terus mencoba mengumpulkan “Serpihan-serpihan Mutiara Idealis” yang ada di masyarakat Kota Pematangsiantar kini.

Soal mental ia telah mempersiapkan diri apabila kelak ia tidak menang dalam pertandingan ini. Ibarat dalam sebuah perlombaan tentu ada yang menang dan ada yang kalah kita harus siap untuk itu, ungkapnya.

Mencoba menganalogikan ibarat sebuah perlombaan, Tjaw Kim cukup menghayatinya. Mengapa? Karena di dalam perlombaan itu ada yang menang dan ada yang kalah tanpa harus merusak tatanan yang ada.

Tjaw Kim telah sejak lama menyimpan impian memiliki pendidikan di bidang “Hukum”. Walau impiannya tidak berwujud dengan seketika, kini di usianya yang udah hampir setengah abad, semangatnya untuk menimba ilmu di bidang hukum ia mulai dari dasar. Hal itu ia buktikan saat ini yang baru duduk di bangku kuliah bidang Hukum pada tahun pertama di sebuah kampus lokal di Kota Pematangsiantar. Namun di samping itu, bahagian dari keluarganya, yakni putri sulungnya bisa mewujudkan impiannya tersebut karensa saat ini putri sulungnya sedang menyelesesaikan pendidikan hukum pada tingkat akir.

Berbekal keterpanggilan hati tadi, Tjaw Kim tak hanya sekadar mencoba mendaftar ke Partai untuk menjadi seorang Caleg, namun Ia terjun di dalam kepengurusan Partai seperti saat ini adalah ketua PAC (Pimpinan Anak Cabang) di Partai di mana ia bernaung. Dari keterlibatan langsung di Partai seperti ini bagi saya merupakan sarana untuk belajar dan berupaya ikut menjalani proses di dalam perlombaan demokrasi, ungkap Tjaw Kim.

Memang kondisi di masyarakat kini kian apatis terhadap Calon Wakil Rakyat, namun saya berupaya seolah menegakkan benang yang basah dengan cara memasukkannya terlebih dahulu dalam mesin pendingin agar benang tersebut keras dan bisa ditegakkan, demikianlah ia harus turun ke lapangan mendengar keluh-kesah masyarakat sekaligus memberikan pendidikan politik ke masyarakat untuk tidak terbuai akan janji-janji kosong yang ditawaran banyak Caleg dewasa ini apalagi dengan iming-iming pemberian uang. Saya sebagai Caleg menolak apa yang disebut politik uang (Money Politic)

Jika masyarakat memberikan kepercayaan saya unntuk duduk menjadi seorang Legislator, saya bersyukur dan saya harus bertangguang jawab kepada masyarakat utuk memperjuangkan apa yang menjadi hak-hak masyarakat kelak. Namun jika masyarakat belum memberikan kesempatan kepada saya, tetap bersyukur dan terus berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat. (Ben)