Foto: Ilustrasi




Oleh: Abhotneo Naibaho

Bukanlah sebuah keraguan ketika Penulis memberi judul pada opini berikut ini. Justru pemilihan judul ini sengaja Penulis tetapkan agar semua kita masyarakat Kota Pematangsiantar paling tidak tergugah sekaligus cemas saat membacanya dan pada akhirnya kita memiliki kesadaran diri dan mau sama-sama terlibat aktif berolahraga bersama karena selain manfaatnya untuk diri kita sendiri, juga untuk menciptakan kota ini menjadi sebuah Kota yang HIJAU dan SEHAT.

Salah satu program kerja dari Polresta Pematangsiantar dan Pemerintah Kota Pematangsiantar untuk menjadikan Kota ini menjadi salah satu Kota yang “Hijau” adalah ditetapkannya Hari Bebas Kendaraan dengan Zona Car Free Day (Zone of Car Free Day) pada setiap hari minggunya dimulai pada pukul 05:00 hingga pukul 10:00 Wib.
Hal tersebut dibuktikan dengan suksesnya Launching Caf Free Day pada Minggu, 3 Mei 2015 yang lalu. Adanya kerjasama dari segenap lapisan masyarakat dengan Pemerintah Kota acara ini berjalan dari awal hingga penutupan. Di sana terlihat masyarakat yang aktif berolahraga seperti senam, jalan santai, futsal ceria, street hunting foto, lomba mewarnai bagi anak-anak Sekolah Dasar dan aktifnya berbagai komunitas lainnya di pagi hari.

Umumnya saat program perdana sebuah acara biasanya terlihat tampil secara eforia dan sukses. Namun kedepannya akankah program ini bisa berkelanjutan setiap minggunya? Menjawab pertanyaan ini tentunya tidak hanya Pemerintah Kota yang menjawabnya. Kita seluruh lapisan masyarakat Kota Pematangsiantarlah yang seharusnya menjawabnya. Sebagai contoh dengan aktifnya anak-anak, kaum muda hingga lansia berolahraga ditambah lagi berbagai komunitas ikut andil berkarya setiap minggunya pasti Kota kita tercinta Pematangsiantar akan semakin “Hijau”.

Tentunya peranan Pemerintah Kota sebagai Regulator harus mampu dan mau mengajak serta mendorong masyarakatnya agar mau berkarya demi sebuah Kota yang hijau bebas dari polusi. Lebih spesifik lagi, Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Pariwisata harus lebih gesit dan aktif lagi mensosialisasikan program ini lewat media dan pendukung lainnya supaya dengan demikian pesan ini bisa sampai kepada semua pihak dan lapisan masyarakat.

Berbicara soal Hari Bebas Kendaraan, bukan berarti setiap pengguna kendaraan tidak bisa terlibat aktif dalam program ini. Seperti contoh para komunitas sepeda motor bisa berbaur membawa kendaraannya masing masing dan memarkir sekaligus memajang di zona yang ditetapkan sambil mereka bisa berolahraga apa yang mereka mau. Demikian halnya komunitas Becak Siantar yang biasa kita kenal dengan BOMS, tak ada salahnya mereka pamer BSA dengan segala bentuk modifikasi yang ada, sambil mereka berolahraga. Dan masih banyak contoh lainnya yang bisa dilakukan para komunitas yang ada di Kota ini.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah kesadaran dari kita masyarakat Kota Pematangsiantar menghargai dan mau terlibat dalam program baik ini. Sebagai contoh malam harinya sebelum Launching perdana Car Free Day beberapa ruas jalan sudah diblokade oleh para petugas dari Kepolisian Kota Pematangsiantar, masih saja ada pengendara sepeda motor yang ugal-ugalan menerobos jalan yang sudah diblokade dengan perangkat tanda rambu lalu lintas. Hal seperti ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran dari kita masyarakat untuk program baik ini.

Ayo kita masyarakat Kota Pematangsiantar marilah kita bersama-sama mencintai Kota kita dan ikut terlibat aktif di dalam pembangunan dan kemajuan kota kita agar dengan demikian kita pantas disebut sebagai ‘Generasi Pembaharu’ (The generation of Transformator). Faktanya memang kita punya aparat yang mengaturnya, tetapi hanya mengandalkan mereka, itu saja tidaklah cukup. Dibutuhkan sinergitas yang harmonis antara Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat agar tercipta sebuah kota yang hijau, bebas dari polusi dengan demikian kenyamanan menjadi milik kita bersama.











Penulis adalah seorang Aktivis dan tinggal di Kota Pematangsiantar.