Oleh: Abhotneo Naibaho
Kejadian 2:18, Tuhan Allah berfiman; “‘Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Pada waktu penciptaan manusia pertama yaitu Adam, Tuhan menempatkannya di sebuah taman yang sangat indah yang bernama Taman Eden. Di sana ia berkuasa atas seluruh tumbuh-tumbuhan (kecuali Pohon Kehidupan) yang telah diperintahkan Tuhan baginya untuk tidak mengganggunya apa lagi memakannya. Bahkan Adam juga berkuasa atas seluruh ternak yang ada dan dia jugalah yang memberikan nama atas segala ternak tersebut.
Betapa luarbiasanya Tuhan yang telah memberikan suatu otoritas bagi Adam atas semuanya itu. Tetapi kesemuanya itu tidaklah sempurna kalau Adam tidak memunyai teman seperti halnya dirinya sendiri sebagai seorang manusia.
Pada ayat 20b berkata, bahwa Adam tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. Tentunya sebagai manusia kitapun membutuhkan orang lain sebagai penolong karena kita diciptakan Tuhan sebagai mahluk sosial. Dan lebih tepat lagi kalau yang dimaksud dengan penolong sepadan itu adalah istri.
Rupanya peranan istri dalam rumahtangga sangat dibutuhkan untuk menjadi seorang penolong yang sepadan.
Dalam kehidupan kita, apabila kita hendak memulai sebuah rumahtangga, apakah kita diperbolehkan menikahi orang yang tidak sepadan dengan kita atau yang tidak seiman dengan kita? Tentunya tidak.
Sebab firman Tuhan sendirilah yang menghendaki kita untuk hidup dengan wanita yang sepadan dengan kita.Karena kalau itu sepadan maka pasti fungsinya ditengah-tengah keluarga akan baik, dapat menjadi seorang penolong yang setia terhadap suami dan anak-anak sampai akhir hayatnya.








0 Komentar
Silakan berkomentar!