Oleh: Abhotneo Naibaho
Dalam dua hari terakhir beberapa kejadian bencana longsor di beberapa daerah di Sumut sangat mengejutkan kita. Pun tak berbeda jauh, tadi malam juga suara alam menghentak warga Bekasi. 
Hujan deras di Bekasi hingga tengah malam ditambah suara kilat yang menyambar-nyambar, tentu akan membuat siapa saja sedikit takut dan mencari tempat untuk berlindung agar tidak terkena sambar. 
Akibat dari hujan deras yang berkepanjangan ditambah lagi dengan banjir kiriman dari Bogor juga berdampak menggenangi beberapa titik di wilayah Bekasi dan sekitarnya, seperti; Kecamatan Jati Asih, tepatnya Perumahan Nasio Indah, Graha Indah di Jatimekar dan Perumahan IKIP di Jatikramat dengan genangan hingga kurang lebih 75 cm. 
Jika kita mau jujur terhadap diri sendiri, terkadang bencana tersebut terjadi oleh karena kurangnya kesadaran dari diri kita sendiri. Soal buang sampah misalnya, kita terlalu abai dengan hal yang kita anggap sepele ini. 
Perilaku kita membuang sampah secara sembarangan, bahkan ada yang dengan pedenya melenggang membuang sampah ke kali (sungai) sekitar kita.
Menumpuknya sampah, mulai dari selokan kecil, gorong-gorong hingga kali tentu akan menjadi masalah buat kita yang suatu waktu bisa mengakibatkan bencana bagi kita. Dan, ketika hal itu sampai terjadi, kita dengan entengnya mempersalahkan alam yang telah menimpa kita. Stop! 
Sudah saatnya warga Bekasi memiliki kesadaran yang tinggi untuk bekerjasama dengan pemerintah dari tingkat terendah memikirkan dan melakukan hal pencegahan terjadinya bencana alam. 
Merawat lingkungan mulai dari sekitar kita adalah wujud kita menghargai alam itu sendiri untuk tidak terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan.
Soal penggunaan plastik, Pemerintah Kota Bekasi maupun Pemerintah Kabupaten Bekasi hendaknya tak berhenti mensosialisasikan penggunaan plastik yang ramah lingkungan dan mengimbau warganya untuk meminimalisir penggunaan plastik. 
Dan, yang tak kalah penting lagi, strategi pengolahan limbah plastik untuk mendaurulang dan nantinya dapat berdayaguna bagi kesejahteraan masyarakat.
Menghadirkan 'hutan' di tengah kota adalah sebuah langkah bijak untuk mencegah terjadinya banjir. Namun, jangan hanya berhenti di sana, karena gerakan menanam satu pohon mulai dari sekitar kita adalah juga langkah bijak sebagai sebuah harmonisasi antara manusia dengan alam. 
Selain sebagai penyanggah bumi, kehadiran pepohonan tentu akan mensuplai oksigen bagi keberlangsungan hidup manusia. 
Alam senantiasa ingin bersahabat dengan kita manusia ketika kita juga menghargai alam.
Alam juga akan memberi enerji positif bagi manusia tatkala alam ditempatkan pada posisi ia semestinya. Jadi, apakah kita masih tega mempersalahkan alam ketika bencana menghampiri kita?