Ilustrasi/Hetanews. |
Jalan Pane yang bukan Jalan Protokol kerap dilintasi kendaraan dari mulai sepeda motor hingga truk bertonase tinggi (over capacity) ditambah lagi dengan tingginya intensitas pengguna jalan hingga berpotensi menyebabkan kerusakan jalan tersebut, saat ini menjadi pemandangan yang menyilaukan mata sekaligus mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Lubang di sisi kiri jika melintas dari arah Jalan Sibolga ke Jalan Pane menuju Ramayana yang mana lubang tersebut menembus gorong-gorong persis di bawah trotoar jalan bersebelahan dengan Pemakaman Muslim telah menganga sekitar lebih dari enam bulanan. Pun demikian, Pemerintah Kota Siantar, dalam hal ini Dinas terkait seolah menggunakan kacamata kuda (Memandang tegak lurus-red) tanpa menoleh ke kiri maupun ke kanan menyebabkan minimnya perhatian dari pemerintah.
Warga setempat dengan upayanya menaruh kayu pembatas agar supaya pengendara tidak terjebak ke dalam lubang tersebut, pun tak membuat Pemko Siantar untuk bereaksi melakukan perbaikan. Penderitaan pengguna jalan seakan menjadi lengkap ketika hujan deras melanda Kota Siantar dengan curah hujan yang berkepanjangan hingga menyebabkan jalan aspal di sekitar lubang tersebut terkelupas dan menganga hingga kemudian siapa pun pengguna jalan yang tengah melintas harus ekstra hati-hati dan melambat.
Pantauan Hetanews.com hari ini di lapangan, kondisi dengan kerusakan di Jalan Pane bak Kubangan bisa menjadi “Perenggut Nyawa” dalam artian , jika pengguna jalan tidak berhati-hati tentu akan berpotensi menyebabkan kecelakaan bahkan nyawa pun dipertaruhkan. Semisal, ada pengendara yang terjebak masuk dalam lubang “Perenggut Nyawa” tersebut hingga menyebabkan kematian, kira-kira seperti apa reaksi Pemerintah Kota jika sampai hal itu terjadi?
Mungkin, jika sampai hal itu terjadi hingga merenggut nyawa pengguna jalan, yang tidak kebetulan di daerah tersebut adalah kawasan Pekuburan Muslim tidak akan susah-susah lagi untuk segera mengebumikannya. Sekali lagi, harus kah hal itu terjadi baru kemudian Pemerintah Kota Siantar bereaksi untuk melakukan perbaikan?
Pemeliharaan jalan yang pada tiap tahunnya dilaksanakan sesuai jadwal dan waktunya, apakah di saat itu baru dilakukan perbaikan? Masyarakat awam mungkin tak akan tahu itu. Yang tahu akan hal itu hanyalah Pemerintah Kota sebagai regulator bersama Dinas terkait dan juga pihak pemborong jalan yang punya kesempatan (Pemenang tender) untuk pelaksanaan pengerjaan jalan tersebut.
Kembali kepada tingginya intensitas pengguna jalan, utamanya truk yang melintas di Jalan Pane bertonase tinggi (over capacity), apakah Dinas Perhubungan tidak mengawasi penggunaan jalan tersebut? Sepertinya di Jalan Pane tak pernah terlihat ada petugas Dinas Perhubungan di sana.
Kita ketahui bersama, bahwa tak lama lagi umat muslim di Kota Siantar akan merayakan hari Raya Idul Fitri, dengan demikian arus mudik akan sangat terganggu dengan kondisi Jalan Pane yang berlubang dan terkelupasnya aspal jalan.
Semoga tidak ada nyawa yang terenggut akibat parahnya kerusakan di Jalan Pane, Kota Siantar!
0 Komentar
Silakan berkomentar!