Ilustrasi Game Ular Tangga/Google |
Oleh: Abhotneo Naibaho
Sebuah game atau permainan ‘ular tangga’ tentu tidak asing lagi di mata siapa saja. Dari generasi ke generasi, permainan ini masih saja populer untuk dimainkan tanpa memandang usia tua maupun muda. Berkaca terhadap permainan yang satu ini, banyak hal dalam proses kehidupan, tak ubahnya manusia mengalami proses berjalan, naik, bahkan terkadang harus turun sampai nantinya tiba di garis finis.
Berbicara soal pemimpin, apalagi sudah menyangkut pemimpin daerah
karena memang punya peranan yang cukup penting dalam menentukan arah dan kebijakan
pembangunan daerah tersebut demi pemerataan dan terwujudnya keadilan sosial,
hal yang sama dalam bermain game ‘ular tangga’ pun demikian adanya.
Proses bermain ular tangga yang dimainkan oleh beberapa
orang, start dari langkah pertama bisa saja mengalami kenaikan oleh karena menemukan
tangga untuk naik ke langkah yang lebih tinggi menuju garis finis. Namun,
terkadang juga harus siap dengan penurunan yang terjadi, manakala tiba di kotak
bergambar ‘ular’ yang diartikan harus turun ke kotak bagian bawah yang
ditentukan. Bila disederhanakan, bermain ular tangga hingga tiba di garis finis
demi mendapatkan sebuah piala atau mahkota, pasti ada saja aral-melintang untuk
menggocoh si pemain. Siapa yang tetap kuat untuk bertahan hingga ke garis
finis, pasti akan diakui nantinya.
Utamanya menanti seorang pemimpin yang jujur, bersih dan berintegritas
adalah tidak mudah menemukan sosok yang demikian. Kalau pun ada, ia tidak akan disukai
banyak orang, kendati beberapa ada juga yang menyukainya. Ketika ia punya visi dan
misi untuk membawa perubahan, budaya yang selama ini kotor, licik dan picik,
pasti tidak siap untuk mengalami suatu perubahan. Berbagai cara dan upaya akan dilakukan
demi menjegal sosok sang pemimpin yang ideal seperti yang dicontohkan tadi.
0 Komentar
Silakan berkomentar!