OPINI




Oleh: Abhotneo Naibaho

Menjadi sosok pemimpin tidak semudah melafalkan abjadnya, dibutuhkan pengetahuan, kemampuan serta ketegasan demi mengusung perubahan yang nyata.


Memilih adalah hak dari setiap warga negara. Jika saya memilih pasangan calon nomor dua Ahok-Djarot kendati saya bukan warga DKI Jakarta, semata-mat sebagai wujud aspirasi bahwa saya menginginkan sebuah perubahan nyata yang dimulai dari kota Jakarta sebagai barometer di Republik ini.

Tak ada hubungannya kesamaan agama yang saya yakini dengan Ahok yang beragama Kristen. Juga tak  ada hubungannya dengan suku mau pun faktor-faktor lainnya. Semata-mata hanya memberikan dukungan moril oleh karena bangsa kita Indonesia harus mengalami sebuah revolusi mental seperti halnya apa yang sudah digaungkan oleh Presiden RI yang ke 7 Joko Widodo.

Dengan ini, saya mengharapkan bagi rekan-rekan, saudara, relasi, amangboru-namboru, tulang-nantulang, abang-kakak, lae-ito, adik, bung, brur, abang-none, nyong, opung, amang-inang, opa-oma atau siapa saja yang jika istilah sapaan tidak saya deretkan satu persatu lebih panjang lagi, untuk memiliki kecerdasan dan memakai hati nurani dalam memilih pasangan calon pemimpin yakni Calon Gubernur dan Calon Wakil Guburner DKI Jakarta pada bulan februari 2017 mendatang. 

Tiga pasangan calon yang ada tentu adalah baik adanya. Namun di antara yang baik, pasti ada yang terbaik. Siapa lagi kalau bukan yang sudah teruji dan berpengalaman kalau bukan pasangan calon dengan nomor urut 2 Ahok-Djarot.

Jika beberapa pasangan calon yang lain baru akan memberikan janji, Ahok-Djarot sudah teruji dan membuktikannya. Masa periodisasi yang Ahok-Djarot jalani selama ini tentu menjadi batasan waktu sesuai dengan udang-undang yang mengaturnya. Demi memperpanjang kinerja baik-tegas-penuh integritas yang mereka tunjukkan selama ini, untuk itulah jangan malu dan ragu untuk anda memberikan dukungan penuh agar supaya dengan demikian Jakarta bisa terus berubah ke arah yang lebih baik dan membawa dampak positif bagi provinsi lain, kabupaten-kota bahkan hingga ke pelosok nusantara program revolusi mental bisa terwujud.

Kesampingan cara anda yang selama ini terlalu primitif jika memilih sosok pemimpin hanya berdasarkan suku, ras dan agama! Kini, saatnya memimpin sosok pemimpin yang benar-benar pro rakyat yang mengesampingkan kepentingan kelompok tertentu.

Jakarta sebagai barometer Indonesia butuh sosok pemimpin yang tegas dan berwibawa bukan hanya gagah. Sebagai buktinya bukan satu dua contoh lagi yang telah ditunjukkan oleh Ahok-Djarot, sudah banyak contoh namun memang belumlah sempurna, tetap masih ada kekurangan. Menggenapi beberapa kekurangan tersebut, seyogianya Ahok-Djarot melanjutkan masa kepemimpinan mereka pada periodisasi berikutnya.

Anda dan saya, apa pun latar belakang kita jauh di lubuk hati yang paling dalam pasti menginginkan sebuah perubahan. Untuk mengalami perubahan butuh proses bahkan terkadang menyakitkan. Namun jika proses menuju perubahan tersebut bisa dilewati, apa pun konsekwensinya pasti akan berdampak positif dan akan membuahkan hasil yang baik secara menyeluruh. 

Ahok-Djarot memang bukan nomor satu, bukan pula nomor tiga, tetapi nomor dua. Nomor dua bukan berarti tidak terbaik. Dalam beragam contoh, nomor dua jauh lebih baik dibanding nomor satu dan lainnya.

Berikan dukungan nyata anda sebagai warga DKI Jakarta, karena hanya dengan memilih pasangan calon nomor urut dua, perubahan itu bisa kita nikmati bersama yang dimulai dari Jakarta hingga ke pelosok negeri demi mewujudkan Indonesia yang semakin hebat.