Top Ads


Perpisahan Yang Membawa Kuasa

Perpisahan Yang Membawa Kuasa


Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga

Penulis Abhotneo Naibaho
Siantar, hetanews.com-
Adakah diantara kita yang pernah mengalami perpisahan? Kalimat di awal menjadi kalimat pembuka untuk mendalami makna dibalik perpisahan. Perpisahan biasanya mengakibatkan satu kesedihan jikalau hal itu sampai terjadi. Berpisah berarti tidak bertemu lagi. Tergantung apakah perpisahan itu untuk sementara waktu, atau perpisahan tersebut untuk selamanya.
Konon pada jaman kerajaan Herodes ada seorang anak tukang kayu yang bernama Yesus. Ia memiliki satu daya tarik yang cukup kuat bagi manusia di sekitarnya. Setelah genap waktu yang ditentukan bagi-Nya, suatu hari Yesus mengajak serta memilih murid-murid yang akan dijadikannya sebagai pengikut-Nya. Singkat cerita orang-orang yang telah dipilih dan ditetapkan-Nya sebagai murid tadi mulai meninggalkan keluarga dan sanak saudara mereka demi seorang “Guru” yang akan mengajar mereka kepada sebuah ajaran “Kebenaran”. Kebersamaan dialami oleh murid-murid ini dengan Yesus siang dan malam, suka dan duka. Namun meskipun banyak sudah pengajaran dari sang Guru kepada mereka, kuasa Sang Guru kadang kala mereka ragukan. Hingga pada jelang penderitaan Kristus pun diantara mereka ada yang menyangkali Yesus bahwa mereka adalah pengikut-Nya. Sang Guru ditangkap malah mereka menjauh dari-Nya. Mereka tidak ada bersama dengan Dia. Ini adalah babak baru antara murid dan sang Guru mengalami keterpisahan lewat peristiwa penangkapan malam itu. Adanya perpisahan ini bukan berarti Yesus sudah lupa akan mereka.
Yesus tetap menaruh kasih-Nya yang Agung meskipun tiada seorang yang menyertai-Nya. Terbukti jikalau Yesus mau mengorbankan nyawanya lewat penderitaan yang sangat ter-amat sadis, itu pun oleh karena kasih-Nya yang Agung bagi para murid. Siksaan demi siksaan Ia hadapi dengan  ketegaran. Bahkan tidak ada satu bantahan pun yang keluar dari mulut-Nya untuk membela diri bahwa Ia tak bersalah.
Ketulusan yang sejati dimiliki oleh Yesus demi kasih-Nya bagi orang berdosa seperti kita manusia. Akhirnya nafas Yesus berhenti setelah sekian jam tergantung di kayu salib yang dipancangkan pada sebuah bukit yang bernama bukit tengkorak (Golgota).
Tubuh Yesus yang telah mati mengalami kebangkitan pada hari yang ketiga. Sangat menggemparkan orang-orang yang ada di jaman itu. Bagaimana mungkin seorang yang telah mati mengalami kebangkitan? Bahkan jenazahnya pun tidak terlihat dan kubur-Nya juga kosong.
Pagi-pagi Maria Magdalena pergi mengunjungi kubur Yesus namun ia tak menemukan sama sekali mayat Yesus. Yesus dalam tubuh kebangkitan-Nya akhirnya menunjukkan diri pada Maria Magdalena sambil bercakap-cakap beberapa saat. Ternyata kematian Yesus tidak berhenti hanya pada keterpisahan secara fisik.
Dalam tubuh kebangkitan pun Ia tetap hadir bersama anak-anak-Nya, murid-murid-Nya. Di tempat yang berbeda dalam sebuat tempat di mana para murid mengalami ketakutan kepada orang-orang Yahudi sambil mengunci pintu rapat-rapat, Yesus kembali menunjukkan diri-Nya sambil berkata; “Damai sejahtera bagi kamu!”.
Delapan hari sejak saat itu, kembali Yesus menampakkan diri kepada Tomas sambil berkata; “Damai sejahtera bagi kamu!”. Begitu juga waktu para murid sedang berada di pantai danau Tiberias, Yesus kembali menampakkan diri pada mereka. Kesetiaan Yesus sungguh terbukti dengan tetap mau menampakkan diri kepada mereka.
Dalam Kis1:3 dikatakan bahwa kepada mereka Ia (Yesus) menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.
Dan dikala Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku. (Kis 1:4). Pesan Yesus yang terakhir bagi mereka adalah Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."(Kis 1:8). Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. (Kis 1:9)
Yesus akhirnya naik ke surga, tempat di mana Ia datang dan kembali ke sana. Perpisahan secara wujud manusia selamanya akhirnya terjadi. Namun kepergian Yesus adalah untuk menyediakan tempat bagi kita anak-anak-Nya. Sebagai ganti kepergian-Nya (Yesus), pribadi yang lain Dia memberikan bagi para murid yaitu “Roh Kudus” sebagai penghibur di bumi ini. Jikalau Yesus telah naik, bukan berarti kita sama sekali putus hubungan dengan-Nya. Ia memang tak menunjukkan diri seperti yang sudah-sudah Ia lakukan sebelumnya bagi para murid, namun Roh-Nya selalu hadir (omni present) bagi kita anak-anak-Nya. Yesus mencurahkan Roh Kudus bagi para murid.
Hal itu ditandai bagaimana Petrus salah seorang murid-Nya dapat menyembuhkan orang lumpuh. Petrus juga dapat berkotbah dengan spirit dari Roh Kudus di Serambi Salomo. Jelasnya adanya perpisahan antara Yesus dengan para murid justru menggerakkan semangat para murid untuk semakin bergiat dan berkobar memberitakan Injil Tuhan kepada orang-orang yang belum percaya kepada kuasa kematian dan kebangkitan Kristus.
Hari kenaikan Tuhan Yesus selalu jatuh pada hari Kamis tepatnya hari ini kita kembali mengenang akan Dia. Marilah kita tidak menganggap adanya keterpisahan diri kita dengan Yesus secara fisik membuat kita bersedih ataupun merasa sendiri. Roh Kudus yang dijanjikan oleh-Nya selalu ada beserta dengan kita untuk membuat kita semakin dewasa, tangguh dalam menghadapi pahit-getirnya kehidupan ini. Kuasa-Nya tidak pernah sirna oleh arus zaman ini.
Kuasa-Nya patut kita andalkan disetiap langkah hidup kita. Kiranya kita dapat memaknai perpisahan kita akan Kristus Yesus dengan semangat kita memberitakan Injil Tuhan oleh dorongan Kuasa Roh Kudus sehingga semakin banyak orang yang takjub akan kasih, kuasa-Nya serta menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat bagi dunia ini.
Penulis: -. Editor: EBP.

Posting Komentar

0 Komentar