Ilustrasi


fnews - Memperingati Hari ToleransiS edunia yang jatuh pada tanggal 16 November, UNESCO menggagas kampanye tentang "Menjaga Toleransi, Merawat Keberagaman".

Kampanye ini ditujukan untuk memperjuangkan upaya-upaya merawat toleransi dalam keberagaman, mencegah tindakan diskriminasi, mencegah kekerasan dan konflik SARA, membangun pemahaman tentang pluralisme, serta mengampanyekan perdamaian dari semua aspek kehidupan seperti halnya hari ini di Ibukota Jakarta tepatnya di Bundaran HI sejumlah masyarakat melakukasn aksi di sana.

Demikian halnya di daerah dalam wawancara yang dilakukan Abhotneo Naibaho di Kota Pematangsiantar, beberapa Tokoh agama dan masyarakat memberikan pendapat dalam memperingati Hari Toleransi Internasional.

Di pelataran Indian Sikh Temple Jl. MH. Thamrin No. 50, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Siantar Barat, Kalwani (60) sebagai Tokoh agama perempuan agama Sikh disebut ?Giani? mengatakan, walau agama kita berbeda-beda Tuhan kita tetap satu.

Keberbedaan cara menyembah Yang Maha Kuasa seharusnya tidak menjadi penghalang bagi kita masyarakat Kota Pematangsiantar yang heterogen.

Sebaliknya dengan perbedaan yang ada kita saling menjaga toleransi, tolong-menolong terhadap kaum yang lemah dan papah. Kalwanti juga menambahkan, kadang-kadang kita lah yang menyimpang. Aksi nyata agama Sikh untuk bisa saling menghargai dan saling menolong ketika ada yang perlu bantuan akan kita bantu. Orang yang terlalu berat membawa beban apa salahnya kita bantu.

Agama Sikh mengajarkan tidak boleh menindas kaum yang lemah. Tidak boleh angkuh, tidak boleh berzinah. Dan dari penghasilan kita sepersepuluh kita sisihkan ke Temple untuk digunakan membantu sesama yang kekurangan.

Demikian halnya dengan Pdt. Pastiman Laia (50) sebagai pemimpin Gereja Bala Keselamatan, Jalan Merdeka, Kota Pematangsiantar mengungkapkan, bahwa pemimpin umat atau agama harus duduk berdialog untuk menciptakan suasana yang kondusif hidup dalam perbedaan yang ada.

Jikalau semua diawali dari pemimpin umat, niscaya umat akan mengikuti keteladanan yang ditunjukkan oleh para Tokoh-tokoh Agama.

Sebagai contoh kalau di umat Kristiani ada yang dinamakan BKAG (Badan Kerjasama Antar Gereja). BKAG harus bisa menjembatani perbedaan yang ada di setiap gereja dan saling bekerjasama untuk meningkatkan kualitas hidup beragama bagi umat Kristen. (Abhotneo Naibaho)

Sumber: https://draft.blogger.com/blogger.g?blogID=8811455595971078042#editor/target=post;postID=7464502194537216446