Berartinya Sebuah Nama

Oleh: Abhotneo Naibaho

Siang itu…ibu Nelly bertanya pada ibu Selly… “bu…nama si kecil (anaknya yang baru lahir) diberi nama siapa?”. Ibu Selly menjawab…”namanya saya beri Kampak Tarigan bu….”. Lalu…ibu Nelly pun kembali bertanya…”wah…namanya kok seram amat bu hingga membuat jantung saya hampir jopot mendengar kata Kampak, apa ga ada nama lain to?”. “Ya…itu sih nama pemberian dari suami saya (Tarigan), lagian kan…apalah arti sebuah nama bu?” jawab ibu Selly kepada ibu Nelly.

Dialog antara ibu Nelly dan ibu Selly memberikan kesimpulan bahwa “apalah arti dari pada sebuah nama?”. Sebagian besar orang pun mengaku hal yang sama bahwa apalah arti dari sebuah nama. Itu kan hanya sebuah nama, belum tentu nama yang kurang bagus nantinya akan menjadi orang yang tidak baik  pula. Jika pertanyaan “Apakah arti sebuah nama?” dipertanyakan pada saya, maka saya akan menjawab menurut pendapat pribadi. Demikian kira-kira pendapat saya. Pemberian nama pada anak yang baru lahir adalah sangat berarti bagi saya. Hal ini diawali dengan sejak saya berada dalam kandungan ibu, tentu saya sangat yakin dan percaya bahwa Ayah dan Ibu saya sudah mempersiapkan nama bagi saya. Bahkan mungkin jauh sebelum anak lahir pun, bagi beberapa orang tua (pasangan suami-istri) sudah berandai-andai nama apa yang hendak diberikan pada anaknya kelak. Ini alasan pertama bagi saya kenapa nama menjadi cukup berarti bagi saya. Mungkin saja ibu Selly di atas sesungguhnya punya alasan kenapa suaminya Tarigan memberikan nama Kampak kepada anaknya dengan asumsi pada saat Tarigan sedang mengampak kayu, tiba-tiba istrinya merasakan mules hedak bersalin dan ternyata saat itu juga si bayi lahir. Nah kondisi saat itu mungkin mendasari apa yang menjadi alasan Tarigan memberikan nama “Kampak” kepada anaknya. Namun kemungkinan oleh karena ibu Selly malu kalau nama anaknya kurang bagus menurut pendapat orang lain, maka ia mengatakan “apalah arti sebuah nama”. Atau bisa juga oleh karena ketidaktahuan ibu Selly ketika pada saat ia hedak bersalin suaminya sedang mengampak Kayu.

Alasan lain kita lihat dalam Alkitab, bahwa Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. (Kejadian  1:5). Untuk menamai cakrawala Allah menamainya langit (Kejadian 1:8). Menamai kumpulan air Ia sebut laut (Kejadian 1:10). Tidak hanya Allah saja, tapi Adam pun sebagai manusia diberi hak oleh Allah untuk menamai setiap mahluk hidup seperti yang tertulis demikian: “Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu”. (Kejadian 2:19). Juga kepada istrinya, Adam pulalah yang menamainya: “Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup”. (Kejadian 3:20).


Nah…beberapa contoh dari Alkitab di atas tentu menguatkan pendapat saya bahwa adalah sangat berarti ketika nama diberikan pada saya. Demikian juga ketika kita hendak memberikan nama pada anak yang baru lahir tentu seseorang tersebut memiliki alasan kenapa ia memberikan nama tersebut. Ketika ada alasan untuk memberikan nama, maka sesungguhnya disitulah keberartian sebuah nama. Jadi pendapat kebanyakan orang yang mengatakan “apalah arti sebuah nama”, bagi saya pribadi tidak setuju dan saran saya bagi oran-orang tersebut adalah coba renungkan sejenak, apakah ada alasan ketika anda ataupun keluarga hendak memberikan nama kepada anak anda? Jika ya maka disitulah letak keberartian dari sebuah nama. Jadi sesungguhnya nama memiliki sebuat arti.