Arung Jeram Tradisional Sungai Bah Bolon Siantar
Anak-anak remaja kota Siantar yang masih menjalankan tradisi arum jeram Sungai Bah Bolon dengan mempergunakan ban.
Penulis : Abhotneo Naibaho
Siantar, hetanews.com
Kota Siantar memang punya segudang keunikan. Selain rajanya kuliner, kota ini menyimpan beragam keunikan. Salah satunya adalah “Arung Jeram Tradisional” (AJT). Disebut tradisional karena hanya menggunakan karet “ban dalam” mobil mulai ukuran kecil hingga ukuran jumbo.
Pelakunya adalah dari anak-anak pra remaja hingga remaja menjelang dewasa. Mereka berjalan dari sekitar Kelurahan Tomuan, jalan Pane menuju hulu tepatnya dari daerah Pematang mengawali start tanpa menggunakan alat bantu helm mau pun kayuh. Cukup hanya karet ban dalam dan fisik tubuh bertelanjang dada memakai celana pendek.
Entah siapa gerangan yang pertama kali mempopulerkan olahraga ini. Yang jelas, hingga kini kekhasan Siantar, salah satunya masih memiliki komunitas Arung Jeram tradisional meski tanpa koordinasi. Namun sayang seribu sayang, kegiatan ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah Kota.
Barangkali menurut hemat saya jika kegiatan seperti mereka mendapat perhatian pemerintah, bukan tidak mungkin anak-anak komunitas seperti ini bisa menjadi atlit Arung Jeram pada tingkat yang lebih profesional. Paling tidak mereka sudah memiliki mental untuk bersahabat dengan alam, yakni mereka menghanyutkan diri mengalir bersama derasnya arus Sungai Bah Bolon dengan semangat dan keceriaan mengarunginya.
Sungai Bah Bolon masa kini tampak jauh berbeda dengan masa lampau. Sekarang debitnya airnya sudah semakin surut dan penuh dengan limbah yang mencemari sungai tersebut. Hal ini terjadi karena kesadaran masyarakat semakin menipis akan budaya hidup bersih. Terang saja, mulai dari limbah rumah tangga, sampah hingga kotoran hewan nyemplung ke Sungai Bah Bolon tanpa adanya sosialisasi dan penyuluhan yang intens dari pemerintah.
Kalau sudah begini kasihan dengan adik-adik remaja yang suka tantangan ber-arung jeram ria di Sungai Bah Bolon. Mereka ber-arung jeram ria dengan air yang sudah tercemar dengan sampah mau pun limbah. Paling tidak resiko yang diakibatkan adalah alergi mau pun gatal-gatal pada kulit.
Apa pun keadaan air, namun tak membuat keceriaan mereka sirna. Saat mereka menghanyurkan diri dari hulu ke hilir, rasa sukacita terlihat pada mereka dan sesekali teriakan keras rasa bahagia mereka nampakkan saat menaiki ban-ban karet hingga ke titik yang mereka tentukan untuk berhenti dan kembali ke darat sambil berjalan kaki ke titik hulu sebagaimana mereka mengawali sebelumnya. Sirkulasi demikian berulang kali mereka lakukan dan frekuensinya tergantung mereka kuatnya sampai berapa kali.
Tahun lalu dalam memperingati Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke 68, beberapa remaja-pemuda sudah memulai hal positif seperti ini. Bahkan mereka “menghanyutkan diri” bersama bendera merah-putih yang berkibar pertanda bahwa mereka bisa menikmati Hari Kemerdekaan atas perjuangan para pahlawan yang telah berjuang. Kegiatan seperti ini sangat positif dan berdampak bagi generasi penerus.
Seharusnyalah kita selaku masyarakat Kota Siantar menggaungkan jenis olah raga yang penuh tantangan ini. Arung Jeram Tradisional Sungai Bah Bolon.









0 Komentar
Silakan berkomentar!