Drs. Sabar Panjaitam tengah duduk di sebuah warung kopi. (ABC)


Oleh: Abhotneo Naibaho


Komplek, Minggu (27/10/2013)


Di sela-sela waktu santai Minggu sore hari aku berbincang-bincang dengan sosok yang satu ini yang mana beliau merupakan satu dari beberapa sesepuh yang masih diberi karunia umur panjang. Dialah Drs. Sabar Panjaitan. Aku menyapanya dengan sebutan tulang. Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh esok hari dua puluh delapan oktober, aku berusaha melakukan bincang-bincang warung kopi seputar apa dan bagaimana kira-kira kami sebagai orang muda mengaplikasikannya di masyarakat dalam kerangka Hari Sumpah Pemuda.


Menurut Drs. Sabar Panjaitan menyikapi Hari Sumpah Pemuda hal-hal ini harus dilakukan oleh kaum muda, diantaranya; Kaum muda wajib hadir di lapangan upacara esok hari 28 Oktober. Kemudian orang tua harus memberi nasehat terhadap kaum muda untuk memaknai Hari Sumpah Pemuda. Selanjutnya kaum muda  jangan saling melecehkan. Dan yang terakhir kaum muda harus melanjutkan perjuangan pemuda-pemuda Indonesia.

Empat poin di atas merupakan pesan penting dari seorang sesepuh di Komplek ini. Mungkin kita menganggap apa yang dilontarkan oleh sosok pak Panjaitan hanyalah pepesan kosong belaka. Dan sebagai orang muda kita perlu bukti nyata dan teladan darinya akan apa yang dia katakan.

Terlepas dari kekurangannya, sebagai orang muda kita harus mengambil intisari dari pesan-pesan ini. Apa yang baik harus kita ambil dan yang tidak baik harus kita saring dan kita buang jauh-jauh. Selayaknyalah kita harus berperan aktif untuk mengisi kemerdekaan dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan kreatif. Sebut saja dengan kegiatan kegotong-royongan, olahraga dan tetap menjaga toleransi hidup bermasyarakat. Dengan begitu kita sudah ikut melanjutkan perjuangan tokoh-tokoh Sumpah Pemuda.