Oleh: Abhotneo Naibaho




Apa yang kita bayangkan ketika melihat gambar yang disertakan pada tulisan ini? Beragam interpretasi yang dapat kita berikan. Tetapi realita yang dapat kita lihat dalam gambar ini adalah seorang bocah yang begitu enjoy akan hidupnya sambil menikmati sebatang rokok.

Gambaran ini mengingatkan kita akan dampak moral yang sudah kian memburuk merasuki jiwa anak bangsa dewasa ini. Jika kita melihat saat ini banyak sudah anak-anak di bawah usia sudah kecanduan akan rokok. Entah apa yang menjadi faktor utamanya, tapi yang jelas apabila dirunut satu-persatu akan ada banyak faktor yang menyebabkan hal itu bisa terjadi.

Inilah salah satu dari banyak masalah yang terjadi di tengah-tengah bangsa kita. Tidak lagi berpikir panjang untuk memikirkan apa yang akan menjadi efek pabila melakukan ini dan itu.Dalam gambar ini meskipun diperankan oleh seorang balita, tidak berarti ada anak seusia ini sudah mengerti akan nikmatnya rokok. Akan tetapi ini mengingatkan kita bahwa sesungguhnya anak-anak yang memang jauh di bawah usia saat ini sudah menjadi pecandu rokok. 

Memangnya apa sih nikmatnya merokok? Wah tentu nikmat dan dapat mengatasi stress. Begitulah kira-kira pendapat umum jika kita menanyakan kepada para pecandu rokok.Jujur saya katakan, sebagai salah satu orang yang pernah candu akan rokok memang benar bahwa merokok itu nikmat dan nikmat. Tetapi kenikmatan ini adalah kenikmatan-kenikmatan yang ditumpuk dan berujung pada efek yang membahayakan. Sebut saja efeknya dapat merusak paru-paru, mengurangi nafsu makan dan masih segudang efek yang dapat ditimbulkannya.

Banyak sudah iklan layanan masyarakat yang sudah kita lihat, baik berupa pamflet, iklan di media cetak maupun elektronik yang mengingatkan masyarakat akan efek merugikan yang disebabkan oleh rokok. Tetapi apakah berbagai upaya ini benar-benar dicamkan oleh masyarakat. Jawabannya belum tentu. Bahkan ada yang berkomentar apabila ada yang menasehatinya akan bahaya dari merokok. Begini kira-kira jawabannya: “Duit-duit gua, tubuh-tubuh-tubuh gua, kok situ yang usil?” Contoh orang yang seperti ini adalah orang yang egois. Dimana dia begitu mementingkan diri sendiri oleh karen menurut anggapan dia perbuatannya itu tidak merugikan pihak lain. 

Nah satu tugas tambahan bagi kita sebagai masyarakat sadar akan kesehatan adalah mari kita mengingatkan saudara-saudara kita yang menjadi pecandu rokok. Apa lagi bila itu terjadi pada anak-anak di bawah usia. Kita harus mengedukasi mereka agar moral mereka dibaharui kembali demi terciptanya masyarakat yang bebas polusi serta sehat jasmani dan rohani.Selamat mengedukasi!