OPINI

Ilustrasi.


Oleh: Abhotneo Naibaho
Tanpa menggurui anda sebagai orangtua dari anak-anak anda, melainkan hanya sekadar mengingatkan setiap kita para orangtua bahwa dikala anak-anak (khusunya anak yang masih kecil) tengah bermain, dibutuhkan pengawasan dari orangtua.

Era digital yang semakin canggih, banyaknya anak-anak remaja yang terhipnotis untuk bermain game di warnet secara berjam-jam. Iya kalo keberadaan si anak di warnet untuk sesuatu yang positif, seperti browsing google tentang pendidikan, justru hal tersebut punya manfaat yang baik bagi si anak.
Yang menjadi persoalan adalah, manakala si anak remaja nongkrong di warnet menonton film porno hingga berujung pada aktualisasi terhadap fantasi yang dialaminya, maka bisa dipastikan bahwa di dalam pikirannya akan timbul niat-niat kotor sekaligus jahat.
Belum lama ini, seorang bocah perempuan sekitar 3 tahun diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang remaja laki-laki. Dikisahkan, oleh orangtuanya setelah sebelumnya si bocah (korban) menuturkan bahwa kemaluannya telah diraba dan dipegang oleh si remaja pelaku pelecehan seksual.
Seorang anak tentulah lugu, polos dan jujur. Dari hasil interogasi orangtua si korban, sangat kuat dugaan bahwa sesungguhnya anaknya yang masih bocah sekitar 3 tahun telah menjadi korban pelecehan seksual, meskipun malam setelah kejadian hari itu dilakukan musyawarah antartetangga untuk memperbincangkannya sekaligus menginterogasi si pelaku meski tidak diakuinya.
Singkat cerita, malam itu akhirnya disepakati jalan damai antara orangtua yang diduga pelaku pelecehan seksual dengan orangtua yang diduga korban pelecehan seksual anak di bawah umur.
Bagi saya, meski bukan orangtua korban, kesepakatan demikian tidak lah menjadi solusi yang tepat. Karena hemat saya, tidak ada jaminan bahwa si remaja pelaku kejahatan pelecehan seksual untuk tidak melakukannya di lain waktu dan kesempatan. Paling tidak, ketika ada laporan polisi atas kejadian tersebut dari orangtua korban ada semacam efek jera terhadap si pelaku pelecehan seksual.
Kisah nyata seperti halnya di atas, tentu menjadi peringatan penting bagi kita para orangtua agar bersikap waspada dan senantiasa melakukan pengawasan kepada anak-anak kita di kala bermain. Dunia ini akan semakin jahat, dan akan semakin banyak kelakukan manusia yang bersikap brutal tanpa memikirkan dampak buruknya. “Berbuat dulu, sesal kemudian.” Mungkin itulah yang kerap terjadi jelang akhir zaman ini.
Sekali lagi, mari setiap kita para orangtua agar semakin waspada dan lebih memberi waktu dan perhatian kita sebagai orangtua terhadap anak-anak kita agar hal yang sama jangan sampai menimpa buah hati kita.


Sumber: www.transformasi.news
Diterbitkan 8 Agustus 2017