Oleh: Abhotneo Naibaho
Kata
‘Dermaga’ menurut Kamus Umum Bahasa Indonesi (KUBI) adalah tembok pedinding ombak
(di pelabuhan); tembok di tepi pelabuhan (untuk pangkalan). Dermaga ada hampir
di setiap laut maupun danau dengan jumlahnya yang mungkin tak terhitung berapa jumlahnya
di setiap perairan bumi Indonesia.
Dalam fungsinya
sebagaimana yang tertulis di atas, dermaga juga tak jarang untuk disinggahi oleh
banyaknya pasangan kekasih untuk berbagi kasih, menyatakan isi hatinya, bahkan mungkin
menjadi tempat di mana hubungan asmara bisa berakhir. Hal berpasangan ketika berada
di dermaga, baik dalam true story
mapun melakoni sebuah drama, dermaga bisa dikatakan sebuah tempat yang
menyaksikan hal-hal kejadian seperti itu terjadi.
Hari ini 17
Juni adalah hari peringatan Dermaga atau Hari Dermaga. Namun faktanya, dalam pemberitaan
Hari Dermaga yang sebenarnya adalah hari spesial di bangsa kita mengingat negara
kita Indonesia adalah Negara maritim, di mana terdiri dari bagian pulau-pulau,
media kita jarang mengangkatnya.
“Nenek moyang
ku adalah seorang pelaut”, demikian kira-kira sedikit penggalan lagu anak-anak
yang kerap kita dengar dilantunkan oleh anak-anak. Slogan tersebut yang
mengatakan bahwa nenek moyang bangsa kita tercinta adalah orang-orang yang
gigih untuk melaut. Di laut terdapat kekayaan sumberdaya alam yang tak terhitung
nilainya. Hal yang paling mendasar adalah, tanpa hasil laut yakni ikan, asupan gizi
tak akan lengkap guna memenuhi unsure kesehatan bagi tubuh kita manusia.
Bicara tentang
dermaga erat kaitannya dengan laut maupun danau. Dalam artian yang lebih spesifik
adalah dermaga atau pelabuhan dibuat atau dibangun tentu tak lepas dari hiruk-pikuk
di dunia air. Seperti halnya nelayan yang saban hari melaut untuk mencari ikan,
butuh akan sebuah dermaga. Begitu juga dengan kapal motor barang ataupun kapal
motor penumpang juga butuh akan sebuah dermaga atau pelabuhan.
Soal pertahanan
dan keamanan laut, TNI-AL kita, juga punya kekuatan yang tangguh di laut demi
mempertahankan kawasan perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ya..lagi-lagi
mereka TNI-AL juga butuh sebuah dermaga atu pelabuhan.
Demikian halnya
Pemerintah sebagai regulator, dalam hal ini Menteri Kelautan dan Perikanan:
Susi Pudjiastuti sebagai bagian dari Kabinet Kerja Presiden Jokowi, kita patut mengapresiasi
sosok kepemimpinan Susi Pudjiastuti yang sungguh-sungguh berpihak kepada kepentingan
rakyat secara khusus mereka para nelayan kawasan perairan Indonesia.
Ya..semua petugas
Kementrian ini bersama dengan setiap institusi terkait yang tidak segan-segan meledakkan
kapal asing yang masuk ke dalam kawasan perairan Indonesia untuk mecuri ikan-ikan
di laut Indonesia. Sekal ilagi…, Kementrian tersebut butuh sebuah dermaga atau pelabuhan
untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai regulator negara.
Sudah seharusnya
setiap kita sebagai rakyat Indonesia yang notabene adalah Negara kepulauan untuk
berbangga dan mencintai kekayaan laut kita.Tidak hanya berhenti di sana, kita juga
harus menjaga kebersihan dan kelestarian danau dan laut kita dari setiap pencemaran.
Dengan begitu Negara kita akan menjadi sebuah destinasi kepulauan yang ‘Wonderful Indonesia’ seperti yang
didengungkan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia.
Jika hal demikian,
bisa kita lakukan mulai dari hal-hal terkecil, mungkin dermaga atau pelabuhan
yang menjadi saksi bisu atas setiap hiruk-pikuk di perairan Indonesia akan tersenyum
kepada manusia yang menjadi penghubung untuk melintas menuju kapal atau pun sebaliknya, dan kapal-kapal motor yang menggunakannya untuk
berlabuh demikian sebaliknya.
Walau hanya sesekali turun ke perairan Indonesia baik danau maupun laut,
sekali lagi saya sebagai bagian terkecil dari bilangan rakyat Indonesia sebagai
Negara kepulauan, mengucapkan Selamat Hari Dermaga, walau engkau diam membisu,
keberadaan mu banyak orang yang butuh.









0 Komentar
Silakan berkomentar!