![]() |
| Anggota BaraJP Sumatera Utara saat berfoto bersama dengan Presiden Joko Widodo di salah satu hotel di Medan. |
Oleh : Abhotneo Naibaho
Bertemu dengan orang nomor satu di Republik ini tidaklah mudah. Semua harus melalui prodsedur dan protokoler Kepresidenan. Kendati demikian, Bara JP (Barisan Relawan Jokowi Presiden – Barisan Relawan Jalan Perubahan) bisa melaluinya, hanya oleh kemurahan hati dari bapak Presiden dan orang-orang baik yang ada di sekeliling beliau.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 2 siang di bulan Maret yang lalu, kami Bara JP Pematangsiantar berangkat dari rumah masing-masing setelah sebelumnya membuat kesepakatan untuk bertemu di salah satu SPBU yang ada di Jalan Medan. Tiga kendaraan, diantaranya 1 kendaraan roda empat, dan 2 lagi kendaraan beroda dua.
Bagi kendaraan roda empat adalah tiada masalah sekalipun cuaca hujan harus mengguyur deras, beda dengan kami yang mengendarai sepeda motor. Sesampainya di Sinaksak hujan deras dari langit Maha Pencipta harus tumpah-ruah di Bumi Sinaksak, Kabupaten Simalungun saat itu. Kami ber-empat memutuskan untuk berteduh sejenak sambil meminum kopi dan teh. Tak lama kemudian kopi pun tiba di meja. Dan saat menyeruput kopi yang telah disuguhkan, ternyata cita-rasa kopinya nikmat tak tertahankan alias oke punya bin top-markotop di tengah suasana hujan nan dingin.
Satu jam berlalu dirus hujan belum juga reda, melainkan semakin mengguyur deras. Salah satu dari kami berkata, “kalau hujan begini terus, mau jam berapa lagi kita tiba di Medan?” Yang lain pun menimpali, “Bagaimana kalau kita naik bus Intra saja?” (Hening….tak satu pun yang merespon).
Waktu terus bergulir dan jam akhirnya menunjukkan pukul 4 sore namun hujan tak kunjung reda. Salah satu dari kami yang sudah mempersiapkan dua jas hujan berbahan plastik kresek dari rumah terpaksa menjadi solusi untuk dikenakan oleh setiap pengemudi sepeda motor.
Akhirnya kami sepakat untuk tetap menembus hujan badai sekalipun. Dengan kecepatan di atas rata-rata, kami terus menembus perjalanan tentunya dengan tetap berkendara secara hati-hati dan mematuhi rambu-rambu lalu lintas dikarenakan jalanan yang super licin.
Tiba di Kota Tebing Tinggi, mencoba mengambil jalan alternatif via Dolok Masihul untuk mengantisipasi jalanan macet. Walau jarak tempuh (km) lebih jauh dibandingkan via jalan biasa, namun sangat terbantu dari sisi waktu jauh lebih cepat.
Semangat semakin membara walau keletihan fisik semakin terasa dan akhirnya kami tiba di Lubuk Pakam (Jalan Protokol). Namun sayang seribu sayang jas hujan murahan pada akhirnya mengalami compang-camping alias sobek “compang-camping” dikarenakan kecepatan yang tinggi bak iklan si Komeng saat mempromosikan produk kendaraan salah satu produksi negeri Jepang. Gas pun semakin ditancap agar tidak terlambat terlalu lama.
Kota Medan pun tiba dan kemacetan menjadi rintangan berkendara. Untuk itu, diperlukan ketangkasan untuk menyelip ke kanan dan ke kiri dan mendahului setiap kendaraan yang berada di depan. Kondisi lalu-lintas yang super macet seraya ber selfie-ria tetap dilakoni rekan di sepeda motor yang satunya lagi. Ha…Ha..Ha…
Hotel berbintang lima yakni JW MARRIOT sudah mulai tampak dari kejauhan. Rupa-rupanya kami ber-empat tak terlalu familiar dengan Kota Medan (alias meraba-raba). Ternyata jalan menuju Hotel sudah kelewatan dan terpaksa harus tanya sana-sini agar supaya tidak kesasar.
Peran serta Sekjen DPW Sumut tak lepas untuk kami tiba. Sambil dipandu via telepon genggam, akhirnya kami tiba di pelataran parkir sepeda motor lantai dasar bagian belakang. Yang menarik adalah berganti pakaian tidak lagi di tempat yang seharusnya, melainkan di pelataran parkir tersebut kami tak lagi memiliki rasa malu untuk berganti pakaian dikarenakan takut untuk terlambat untuk bertemu dengan sang Presiden.
Jam menunjukkan pukul 7 malam lewat, kami pun naik ke lobi utama setelah melewati penjagaan yang super ekstra ketat dengan digeledah terlebih dulu oleh petugas securiti dengan metal detector.
Ternyata kami belum terlambat untuk bertemu RI 1. Tampak berjubel relawan Jokowi dari beberapa organisasi sedang menanti-nanti kedatangan beliau. Dan kami pun akhirnya berbaur dengan rekan-rekan relawan Bara JP lainnya sambil menanti Presiden Jokowi yang kami rindukan.
Setelah melalui protokoler yang panjang, akhirnya Bara JP memasuki ruangan di mana Pak Presiden bersama seorang Menterinya berada. Aha….bertemu dengan orang nomor satu di negeri ini mungkin hanya saat Presiden Jokowi, kami tak merasa gugup alias santai.
Beberapa permasalahan yang kami (Bara JP) sampaikan, diantaranya kasus lingkungan hidup, kasus petani Serdang Bedagai yang sejak 2014 padinya belum dibayarkan pemilik Kilang RIZKY Perbaungan. Kemudian ada usulan juga mengenai keterlibatan pihak independen dan kompeten dalam perhitungan cost recovery kontrak bagi hasil pertambangan minyak dan gas bumi. Dan, Presiden Joko Widodo mempertimbangkan semua usulan dari Bar JP dan berupaya menuntaskan setiap masalah sesuai dengan skala priorotasnya.
Menutup perjumpaan bersejarah malam itu, berfoto dengan Presiden luar biasa seperti Joko Widodo pasti semua menginginkannya. Kamipun dijepret berfoto bersama oleh seorang Photographer handal dari Sekretariat Kabinet mas Agus, demikian kami menyapanya.
Sumber: www.transformasi.news
Diterbitkan 15 Mei 2016









0 Komentar
Silakan berkomentar!