Oleh: Abhoneo Naibaho
Enam tahun yang lalu tepatnya 2 Oktober 2009 pagi hari dalam perjalanan dari rumah menuju kantor ada sesuatu yang berbeda ketika pandangan mata menatap orang-orang yang saya lintasi.
Enam tahun yang lalu tepatnya 2 Oktober 2009 pagi hari dalam perjalanan dari rumah menuju kantor ada sesuatu yang berbeda ketika pandangan mata menatap orang-orang yang saya lintasi.
Hari Jumat memang sudah
menjadi kebiasaan para pegawai maupun karyawan mengenakan batik. Tapi kali ini
berbeda. Tukang parkir, mahasiswa , anak sekolah, dan orang-orang yang
profesinya tidak biasa sebelumnya ikut mengenakan batik hari itu.
Memperingati Hari Batik
Nasional yang keenam sekaligus Hari Batik Sedunia yang jatuh pada hari Jumat, 2
Oktober 2015, patut kita syukuri bersama sebagai rakyat Indonesia seiring
perkembangan budaya yang terus berkreasi hingga ke manca negara.
Budaya berbatik-ria
memang selama ini sudah kerap dijalankan, tetapi hanya sebatas pegawai atau
karyawan di lingkungan instansi pemerintah maupun BUMN saja. Sementara
Perusahaan swasta belum menyeluruh mengenakannya.
Melihat perkembangan
batik masa kini ada baiknya kita menengok ke belakang sejenak bagaimana batik
bisa berkembang sampai sekarang ini. Batik secara historis berasal dari zaman
nenek moyang yang dikenal sejak Abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun
lontar.
Ketika itu motif atau
pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam
sejarah perkembangannya batik mengalami perubahan, yaitu dari corak-corak
lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang
menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya.
Selanjutnya melalui
penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik
tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kesenian batik merupakan kesenian
gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga
raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam
kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para
pengikutnya.
Oleh karena banyak dari
pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh
mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Jenis dan corak
batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai
dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam.
Khasanah budaya Bangsa
Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis
batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.
Mungkin kita sebagai
masyarakat bertanya-tanya dalam hati mengapa Hari Batik Nasional baru
ditetapkan sejak empat tahun yang lalu sementara batik sudah cukup lama menjadi
karya anak bangsa? Tentu jawabannya adalah oleh karena kenyamanan kita sebagai
bangsa Indonesia dalam hal ini Pemerintah kita yang selama ini kurang tanggap
untuk membuat hak paten atas salah satu produk budaya bangsa ini.
Sebut saja negara
tetangga kita Malaysia yang suka ?iseng? dengan cara mengakui produk budaya
negaranya padahal asli produk budaya bangsa kita. Paling tidak dengan
?keisengan? Negara tetangga kita ini hingga membuat bangsa kita resah dan
cemas.
Digagasi oleh seorang
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir (sebelum Hatta Rajasa) kala
itu yang kebetulan juga seorang pengusaha batik mengusulkan kepada pemerintah
agar 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
UNESCO sendiri mengakui
bahwa batik adalah warisan budaya bangsa Indonesia. Pengakuan UNESCO tersebut
disampaikan pada 28 September 2009. Dan UNESCO telah menyatakan secara resmi
bahwa batik sebagai warisan budaya Indonesia pada 2 Oktober 2009 yang lalu di
Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Jikalau dahulu batik
hanya dikenakan oleh orang-orang di lingkungan keraton atau kerajaan, kini kita
sebagai masyarakat biasa pun bisa mengenakannya juga. Semoga dengan
ditetapkannya 2 Oktober menjadi Hari Batik Nasional dan Internasional dapat
menambah semangat kita sebagai rakyat Indonesia untuk terus berkiprah dan
berkreasi lebih lagi agar budaya bangsa kita semakin memuncak hingga ke manca
negara. JAYALAH BATIK INDONESIA!!
Penulis adalah Pencinta
Batik, tinggal di Pematangsiantar









0 Komentar
Silakan berkomentar!