Top Ads


36 JUTA...??? Perenungan Perantau Batak Sebelum menikah

36 JUTA...??? 
Perenungan Perantau Batak Sebelum menikah


(Ilustrasi)

Surat Abhotneo Naibaho
Siantar, hetanews.com
Berawal ketika aku dan sahabatku “M.E.S.S”, bermain mengunjungi rumah salah satu keluarga di Jakarta. Suatu malam, kami melakukan percakapan dengan seorang pemuda “RN” yang sudah cukup dewasa. Kami berbicara seputar rencana pernikahan. Kami bertiga (kala itu aku masih lajang) sama-sama masih lajang, namun yang tertua diantara kami adalah saudara (si pemuda dewasa) yang kami kunjungi tadi.
Si pemuda dewasa berujar, kalau hendak menikah, dana minimal yang diperlukan adalah tiga puluh enam juta. Berikut sudah termasuk resepsi secara adat batak. Satu sisi angka yang dilontarkan si pemuda dewasa tadi masuk akal. Apalagi kalau kita orang batak menggelarnya di Ibukota ini. Mungkin angka tadi masih jauh dari ideal sebuah pesta pernikahan orang Batak.
Lama sudah waktu berlalu namun angka tersebut tidak sirna dari dalam benak. Aku berpikir apakah kalau aku hendak menikah aku harus memunyai uang sebesar itu. Padahal aku tak punya tabungan sebanyak itu. Singkat cerita aku menikah namun tidak harus menelan biaya sebesar itu.
Sahabat lajang yang hendak menikah, apakah besaran angka membuat kita kecut? Seharusnya tidak. Karena esensi pernikahan tidaklah diukur dalam besaran anggaran. Ada banyak strategi untuk mensiasati anggaran untuk menggelar satu pesta pernikahan.
Jika salah satu kandidat pasangan sudah kelahiran Jakarta dan pasangan satunya masih asli dari bonapasogit atau pun sebaliknya, dan mengalami kendala soal finansial, pakailah strategi-strategi positif agar cinta atau pernikahan tidak kandas di tengah jalan hanya karena urusan uang (Sinamot).
Dibutuhkan keterbukaan dari masing-masing calon pasangan untuk memberi penjelasan kepada calon mertua masing-masing. Ya kenapa tidak. Bukankah kerap terjadi hanya karena soal sinamot yang kurang besar (banyak) pernikahan menjadi batal..??
Ya benar adanya. Yang terpenting adalah ketika sudah saling mencinta, harus se-iya sekata (dos ni roha) kedua calon mempelai dan juga pihak keluarga.
Besaran anggaran untuk menggelar suatu pesta pernikahan utamanya diatur oleh kedua calon mempelai, baru kemudian menampung pendapat pihak orang tua kedua belah pihak. Sebut saja kalau anggaran yang ada pada kisaran dua puluh juta, buatlah sebuah pesta dengan mencukupkan anggaran tersebut. Tidak perlu harus memaksakan diri dengan segala kemeriahan dan banyaknya tamu undangan.
Nah..., tips sederhana di atas kalau kita menerapkannya dalam rencana pernikahan niscaya kita akan dapat melangsungkan sebuah pernikahan bersama pasangan yang kita cintai dengan mental, kepercayaan diri dan semangat apa adanya dengan memaknai esensi sebuah pernikahan.
Penulis: -. Editor: EBP.

Posting Komentar

0 Komentar