OPINI

Ilustrasi.


Oleh: Abhotneo Naibaho

Saudara-saudaraku warga HKBP sebangsa dan sedunia tahukah kita bahwa nggak di Ibu Kota mau pun di daerah jika diamati bahwa Gereja kita HKBP bisa dibilang belum disiplin ketika mengikuti jam kebaktian saat berlangsung. Sebut saja satu diantara banyak ketidakdisiplinan kita sebagai jemaat adalah saat ada acara Babtisan (Pandidion) yang mana para orangtua membawakan anak-anak mereka untuk diserahkan kepada Tuhan atau dibabtis melalui doa dan penumpangan-tangan seorang Pendeta. Melalui iman kedua orangtua anak-anak tersebutlah si anak dibawa ke rumah Tuhan untuk dipersembahkan kepada Tuhan agar anak tersebut namanya dicatat dalam buku kehidupan Allah.

Saat ini HKPB mengatur tata cara Pembabtisan ketika tata ibadah seperti lazimnya setiap minggu usai kemudian dilanjutkan (tanpa jedah waktu) dengan acara Pandidion dan diakhiri dengan Doa Berkat dari Pendeta (HambaTuhan). Namun kenyataan yang ada bahwa banyak jemaat ketika tata ibadah hampir selesai sebelum Doa Berkat dan baru hendak masuk dalam acara Babtisan, jemaat pulang begitu saja. Entah itu (mereka yang pulang) sedang terburu-buru atau punya urusan untuk segera pulang dan meninggalkan gedung gereja aku sendiri tidak begitu tahu.

Siapakah kita di hadapan Tuhan yang dengan sembrononya tidak menghargai jalannya ibadah? Jika kita belajar menghargai terhadap sesama manusia saja yakni ke saudara kita jemaat yang sedang membawakan anak mereka dibabtis, seharusnya kita tidak berkeputusan untuk pulang sebelum doa berkat. 

Hampir setiap keluarga pasti akan mengalami saat di mana ketika mereka hendak membawakan anaknya untuk menerima babtisan lewat Pendeta. Bagi para orangtua yang usianya sudah tua tentunya mereka sudah melewati tahapan seperti demikian. Keluarga muda yang baru dikarunia anak-anak tentunya berusaha untuk membawa anak mereka untuk dibabtis. Demikian halnya anak-anak muda pastinya kelak juga akan mengalami pernikahan, dikarunia anak dan membawa anaknya untuk menerima babtisan. Begitulah kira-kira siklus kehidupan rumah-tangga Kristiani yang akan membawakan anak-anak mereka untuk dibabtis.

Menyikapi ketidakdisiplinan seperti ini tentunya dapat dicari solusi. Bagi mereka yang sudah terbiasa akan sikap yang kurang baik seperti ini ada baiknya membaca atau mendengar tingting (pengumuman) pada saat kebaktian seminggu sebelumnya karena lewat itulah kita akan tahu ada acara khusus atau tidak pada minggu mendatang. Jikalau alasan kita untuk terburu-buru pulang dengan alasan ada arisan, dan sebagainya, seharusnya mengikuti kebaktian pada jam pertama. Artiya dapat diatur sedemikian rupa saat mana kita akan mengikuti jam kebaktian.

Doa berkat mengandung makna yang signifikan. Bukankah kebaktian yang kita ikuti dipimpin oleh seorang Imam yakni Pendeta yang mana lewat merekalah doa dan permohonan kepada Allah dinaikkan agar berkatNya dilimpahkan kepada seluruh jemaat-Nya. Jadi, jangan pernah memandang remeh Doa Berkat (penutup)! SELAMAT BERDISIPLIN.




Penulis adalah warga HKBP Resort Tomuan