© Abhotneo Naibaho

Kala itu kami masih siswa-siswi
Belajar tentang ilmu pasti
Di sekolah tehnik negeri
Dengan suasana pebukitan yang sedikit meninggi

Setelah tiga tahun belajar saatnya mencoba hidup mandiri
Merantau meninggalkan kampung untuk pergi
Bahkan ada yang mencari peruntungan hingga ke luar negeri
Mencari dan menemukan jati diri

Sesampainya di perantauan mulai mengais rejeki
Berbekal ilmu yang ada akhirnya jadi tehnisi
Dan ada pula yang menjadi pegawai negeri
Apapun itu, semua harus disyukuri

Bertahun-tahun waktu silih berganti
Tentu tidak lagi hidup sendiri
Kita telah menjadi pasutri
Bersama sang buah hati

Rasa-rasanya nostalgia sekolah berkecamuk dalam memori
Seperti apa gerangan kabar para sahabat dan sekolahku kini
Rasa-rasanya ada yang sedang menanti
Aku, kamu, kita semua merasakan galau di hati

Sekolah di STM tentu didominasi kaum laki
Jika ada satu atau dua wanita saja hal itu menjadi pewangi
Saat melintasi jalan sekolah menjadi sorotan di sana-sini
Beda halnya di SMA soal wanita bisa dipilih

Belasan hingga puluhan tahun menjadi alumni
Kini saatnya aku, kamu dan kita untuk berbagi
Lewat gelaran sebuah seremoni
Dan lebih lengkap lagi jika disertai sebuah aksi

Menjadi alumni tentu harus bernilai
Menunjukkan sebuah eksistensi
Dan yang tak kalah penting kontribusi
Paling tidak tanda bahwa kita harus mengabdi

Saatnya kita menggelar reuni
Soal waktu dan tempat kitalah yang memilih
Yang utama adalah persiapan diri
Dan yang terutama harus kolektif materi

Semoga rencana kita diridhoi
Agar kelak berkesan dan punya arti
Khususnya adik-adik siswa bisa termotivasi
Apa manfaat lewat sebuah acara reuni