Kopi
dan Lappet bak Dua Sejoli
oleh: Abhotneo Naibaho
Ada makanan tentu ada minuman di sisinya. Lappet misalnya salah satu jenis
panganan khas kultur Batak. Sementara kopi
mungkin salah satu minuman yang mana hampir seantero manusia pernah meminumnya.
Kopi dan lappet bisa diibaratkan bak "dua sejoli" yang kalau dipisahkan tentu akan merasa rindu satu sama lain. Bicara kopi
mungkin tak perlu dibahas lagi karena hampir semua orang tahu apa dan bagaimana
itu rasa kopi. Tetapi lappet tak banyak orang pernah mencicipinya.
Jikalau jenis minuman dan panganan ini
disandingkan lalu dinikmati secara bersamaan, ada citarasa yang bakalan sulit
untuk diungkapkan dengan kata-kata. Nikmatnya sampai ke ubun-ubun.
Lappet punya keragaman, diantaranya; ada lappet
pohul-pohul, lappet itak gurgur, lappet pulut dan mungkin ada jenis lappet lain
yang belum terekam dalam otak saya selaku penulis artikel ini.
Fokus saya mungkin ke lappet pulut. Dan lappet
pulut juga terbagi dua, ada lappet pulut kalapa na bontar (bercampur kelapa
putih) dan ada lappet pulut kalapa na mera (bercampur kelapa bergula merah).
Jika disuruh milih mana yang lebih lezat, saya memilih lappet pulut kalapa na
mera. Mengapa...?? Karena kalapa na mera bukan sekadar warnanya yang agak
merah, namun kelapanya dibaluri oleh gula aren. Ini yang membuat lappet pulut
kalapa na mera spesial di mata saya.
Nah...sebagai penikmat kopi yang kurang-lebih
sudah sepuluh tahun sangat-sangat mengingini jikalau mungkin tempat saya
nongkrong sembari menikmati kopi ada sajian kombinasi antara kopi dan lappet
pulut kalapa na mera. Sampai sejauh ini kalau selera lagi muncul, untuk
mendapatkannya masih sebatas orderan khusus dari spesialis pembuat lappet
seperti namboru br. Purba di Penggilingan dan kalau di Siantar ada inang br.
Sianturi par Tomuan. Sentuhan hasil karya tangan mereka mungkin bisa diuji
kenikmatannya versi saya. Kembali ke soal harapan, bahwa hari-hariku dari
sederet tempat nongkrong yang punya menu kopi bisa dikatakan cukup berjamur di Kota Pematangsiantar. Namun sayang seleraku akan lappet pulut
kalapa na mera belum bisa mereka penuhi.
Saya bukan terinspirasi akan kedai kopi ternama
di Kota ini yang hampir mirip punya karakter demikian yang mana bakpau menjadi
sejoli bagi sajian kopi sajian mereka, tetapi paling tidak mereka juga sudah
berbeda dari yang lain.
Di penghujung artikel selera ini, cepat atau
lambat saya merindukan sajian kombinasi kopi dan lappet bisa diwujudkan menjadi
menu khusus oleh management agar supaya tak harus repot-repot lagi mengajukan
orderan khusus dengan jumlah yang banyak dari inang pembuat lappet.
Perlu saya tambahkan dua sajian ini pasti akan
menambah inspirasi dan kenikmatan apa pun yang menjadi motivasi kita saat duduk
di kedai kopi.









2 Komentar
trimakasih nfonya...
BalasHapussangat menarik...
mantap...
Sama-sama @awdawd
BalasHapusSilakan berkomentar!